Sabtu, 13 Juni 2020

Cerpen Anak



Persahabatan Si Betung
OLEH : RAMADHANI AYU W.

Malam ini sangat mencekam,suara rintik hujan makin deras membasahi dedaunan.Entah sudah berapa jam hujan membasahi bumi.Biasanya jika hujan deras begini banjirpun tak dapat dielakkan lagi.Jika banjir datang maka akan ada korban yang ikut bersama derasnya arus sungai .Hal ini sangat dikhawatirkan Si Betung,Ia takut tubuhnya yang kecil terbawa arus sungai yang deras.
Betung adalah salah satu jenis bambu yang hidup di tepi sungai Mentari,Masih banyak jenis bambu yang lainnya yang tinggal di tepi sungai Mentari.Ada bambu Apus,bambu Ater,bambu Andong,dan masih banyak jenis yang lainnya.
“Betung.....ayo bangun fajar sudah menyingsing,sebentar lagi matahari pasti bersinar cerah sekali,kau tidak mau melewatkan itu,kan?”suara ibu membangunkan Si Betung.
            “Iya Bu,aku tak akan melewatkan seharipun cerahnya mentari,tapi hujan semalam membuatku takut,Bu.”Jawab Betung.
“Hujan itu adalah berkah bagi semua isi alam,lihatlah sayuran  pak tani itu terlihat segar dan  berkat hujan semalam.”Jelas ibu.
“Iya Bu,tapi jika hujannya deras kita sering hanyut terbawa arus sungai,tanaman padi dan sayuran itu enak ya Bu mereka ditanam jauh dari sungai jadi pasti terhindar dari banjir,tapi kita mengapa ditanam dekat sungai?”Protes Si Betung.
“Betung anakku,kita harus belajar memahami karena setiap tumbuhan itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.Coba kamu lihat sayuran dan tanaman padi itu.tubuh mereka kecil dan lemah,demikian juga dengan akar mereka tentu juga lemah,coba lihat dirimu,tubuhmu kuat,lentur,akarmu kuat jika ditiup angin badanmu tak akan patah karena lentur.”Jelas ibu.
“Wah,aku hebat ya Bu?”Sahut Betung.
“Oh,bukan begitu, kita punya kelebihan bukan utuk sombong,tapi kita bisa membantu menahan erosi dari pengikisan arus sungai.Jika terjadi banjir tugas kitalah untuk menahan arus sungai.Akar kita mampu mengawetkan tanah dan menahan longsor.”
“Wah,kita ternyata berguna ya,Bu.” Sela Betung.
“Tentu saja setiap makhluk yang diciptakan Tuhan pasti ada gunanya.”Lanjut ibu.
“Pagi,Betung.”Sapa Paman Bambu Apus yang tubuhnya lebih kecil dari Betung orang sering menyebutnya bambu tali.
“Eh iya,paman pagi,pagi ini cerah sekali ya,Paman.”Kata Si Betung.
“Mana Si Pipit sahabatmu?biasanya pagi-pagi begini sudah ada di rumpunmu,dan membawa berita yang menarik.”Lanjut paman.
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat pipit terbang menuju rumpun Betung.Hati Betung bahagia sekali melihat sahabatnya pipit datang menghampiri.
“Pagi,sahabatku Betung,”Sapa Pipit mendahului Betung.
“Pagi,mengapa kau agak siang mengunjungiku,biasanya pagi-pagi sudah menikmati mentari bersamaku,aku rindu suaramu.”Rengek Betung.
“Maaf Betung Tadi malam tidurku agak terganggu,sarangku basah jadi aku tidak bisa tidur.”Jawab Pipit sedih.
“Wah,pasti sarangmu ada yang bocor,segera perbaiki,ambillah daun dan rantingku yang kering dan segeralah perbaiki sarangmu,Pipit.”Usul Betung.
“He...he...aku jadi malu,dulu saat aku membuat sarang pertama kali juga minta daun dan rantingmu,sekarang minta daun dan rantingmu lagi,aku jadi malu...”Jawab Pipit.
“Kita kan sahabat,sudah seharusnya kita saling tolong menolong,kamu selalu menolongku jika aku mau tau tentang sesuatu yang tidak pernah aku tau,kamu selalu memberi aku ilmu yang tidak pernah ku lihat sendiri.”Jawab Betung.
“Ya,...itu karena aku bisa terbang kemana-mana dan bisa melihat dan bisa memberi penjelasan yang kamu minta,hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu,Betung.”Jawab Pipit.
“Bagiku,itu adalah hal yang sangat menyenangkan,setiap hari kamu selalu membawa cerita yang istimewa,sama halnya dengan sahabat kita tikus tanah,dimana dia ya..?sahabat kita yang satu itu sering melakukan hal-hal yang berbahaya,aku jadi khawatir,jangan-jangan masuk perangkap pak tani.”Lanjut Betung.
“Mudah-mudahan,tak terjadi apa-apa pada sahabat kita Si Tikus.”Jawab Pipit.
Tiba-tiba pembicaraan mereka berhenti saat melihat di kejauhan seorang petani berjalan ke arah rumpun Si Betung.Betung menyarankan Pipit untuk segera pergi demi keamanannya.Ketika petani sampai di rumpun Si Betung betapa kagetnya Si Betung saat tubuhnya di potong Pak Tani dan dibawa ke pondoknya.Ibunya Betung tak kalah kagetnya melihat Si Betung di bawa pak Tani,hatinya sedih,mengapa bukan aku yang diambil karena aku lebih tua dari Betung,demikian jeritan ibu Si Betung.
Pipit tak kalah sedihnya mendengar cerita ibu Betung .Pipit merasa kehilangan yang amat sangat,sahabat yang selama ini menemaninya,menjadi pendengar setianya kini entah dimana.Pipit berusaha mencari Si Tikus tanah dan ingin menceritakan nasib yang dialami Si Betung.
“Tikus...!Jerit pipit di depan sarang Si Tikus.
“Ada apa...”Tiba-tiba tikus muncul di hadapan pipit yang terlihat sangat sedih.
“Sahabat kita Si Betung telah dipotong pak Tani,aduh...gimana ini Tikus,aku tak rela sahabatku ditebang dan di belah-belah sama pak Tani.”Protes pipit terengah-engah.
“Kamu ini lucu,itu memang suratannya Betung,ia adalah seruas bambu yang manfaatnya untuk kebutuhan para petani itu,untuk pagar,dinding rumah,penopang tanaman dan masih banyak lagi yang lainnya,lho itu wajar.”Jawab Tikus santai.
“Jadi kamu senang lihat teman kita ditebang petani,keterlaluan kamu!”Hardik Pipit kecewa.
“He...he,bukan begitu,aku menjelaskan itulah hal yang sebenarnya,aku juga sedih kalau kehilangan sahabat,tapi jangan lupa kita hidup punya jalan masing-masing,dan Si Betung jalan hidupnya memang untuk dimanfaatkan petani.Begini saja bagaimana kita cari Si Betung lalu kita lihat keadaannya.”Usul tikus.
“Ya...ya aku setuju,tapi kita tetap berhati-hati karena siang hari sangat berbahaya bagimu berkeliaran.”Nasehat Pipit.
“Tentu dong.”Jawab Tikus.
Akhirnya Pipit dan Tikus sepakat untuk mencari Si Betung ke pondok Pak Tani,mereka ingin memastikan keadaan Si Betung.Pipit terbang berputar-putar di sekitar pondok pak Tani tapi tak ia temukan tubuh Betung yang selama ini menjadi sahabatnya.Demikian juga Si Tikus berputar-putar di sekitar dapur dan halaman Pak Tani tapi Tikuspun tak menemukan apa-apa.Akhirnya Pipit menghampiri Tikus di pojok halaman Pak Tani, menanyakan penemuannya,tapi tikus menggeleng.
“Hai.....,teman-teman kalian mengapa siang-siang begini berkeliaran di sekitar pondok Pak Tani?ini berbahaya...!”Terdengar suara yang selama ini sangat mereka kenal,yaitu Si Betung,tapi dimana?Tikus dan Pipit mencari asal suara itu,dan betapa terkejutnya Tikus dan Pipit Saat mengetahui suara itu berasal dari seruas bambu yang jelek dan pendek yang ada di tumpukan sampah pak Tani dan nampaknya tumpukan sampah itu siap dibakar oleh pak tani.
“Betung......!kau kah itu?”Tikus dan Pipit berteriak hampir bersamaan.
“Kalian tidak mengenalku lagi ya?memang beginilah nasibku,setelah bagian tubuhku yang bagus dimanfaatkan Pak Tani maka bagian tubuhku yang jelek ini akan berakhir di pembakaran sampah,tapi aku tak kecewa karena aku hidup bermaanfaat bagi manusia,untuk itulah kami diciptakan.”Jelas Betung sabar,Pipit meneteskan air mata melihat keikhlasan Betung.
“Andai saja manusia tau,bahwa setiap makhluk tuhan punya perasaan,”Bisik Pipit.
“Ada apa Pipit,kamu ingat keluargamu yang sering di buru anak-anak nakal itu sehingga Bibi putih dan adikmu mati kena ketapel mereka.”Tebak Tikus.
“Iya,padahal kami kan burung-burung sangat bermanfaat bagi petani, bangsa kami memakan ulat-ulat yang jadi hama bagi mereka,memang sih Pipit sepertiku sering makan padi pak Tani,tapi jumlahnya tak banyak,dibanding kamu Tikus yang selalu mencuri di kebun pak tani bahkan makanan di dapurpun kamu curi.”Protes Pipit.
“Eh,jangan salah,Betung tadi bilang setiap makhluk tuhan diciptakan ada manfaatnya,termasuk aku.”Tikus membela diri,sementara Betung hanya diam melihat kedua sahabatnya berdebat kayak anggota DPR aja.
“Manfaat apa?kamu kan Cuma bisa mencuri...”Ejek Pipit.
“Dengarkan baik-baik ya,kami diciptakan memang untuk tugas seperti itu,dengan adanya serangan kami,maka para petani itu akan selalu waspada,teliti dalam segala hal,dan ulet dalam berusaha,disiplin sebab kalau ceroboh maka akan kami serang,misalnya,mereka harus menyimpan makanan dengan rapi,bersih dan tertutup rapat,kalau tidak maka akan kami habisi.......ha...ha..”jelas Tikus Bangga.
“Uh,dasar Tikus,tapi itu ada benarnya sih.”Jawab Pipit mengalah.
“Aduh,sebenarnya kalian kesini mau berdebat atau melihat keadaanku.”Betung mengingatkan.
“Iya Betung,kami merindukanmu,dan kami tidak ingin berpisah dengan sahabat sebaik kamu,tapi apa yang bisa kami lakukan ternyata tubuhmu,hanya tinggal seruas saja itupun bagian yang terjelek dari kamu.”Kata Pipit.
“Bagaimana caranya agar aku malam ini tidak di bakar pak Tani,itulah yang harus kalian pikirkan,aku tak ingin nasibku berakhir di pembakaran,tolonglah tikus,percayalah jika kalian bisa menolongku maka kita akan tetap bersama lagi walaupun tubuhku tinggal seruas.”Pinta Betung pada sahabatnya.
“Maksudmu kamu akan hidup?bagaimana caranya?Tubuhmu sekecil ini?”Tanya Tikus heran bercampur bahagia.
“Sudahlah ayo pikirkan bagaimana caranya,”Pinta Betung memelas.
Mereka terdiam,memikirkan cara menyelamatkan Betung agar tidak terbakar bersama sampah Pak Tani.Dengan badan sekecil Tikus dan Pipit rasanya tak mungkin mengangkat bambu walaupun hanya seruas.
            Hari beranjak sore,tapi mereka nampaknya belum mendapat cara untuk menolong Betung.Pipit tak dapat berbuat apa-apa ia pulang ke sarangnya karena jika hari akan malam mata pipit tak dapat melihat dengan jelas,tapi ia tak bisa meninggalkan Betung.Ia pun bersembunyi di balik pepohonan.
            Betung mulai cemas,karena tikuspun tiba-tiba pergi setelah melihat petani pulang dari ladang.Ia hanya bisa berdoa pada yang kuasa agar terbebas dari pembakaran.
            “Ya,Tuhan.....tolong selamatkan aku,aku tidak mau dibakar.”Betung berdoa dengan lirih berulang-ulang.
            Dari jauh Pipit terus mengawasi Betung,hatinya terasa perih,Ia tak dapat melakukan apa-apa untuk sahabatnya,ia selalu berdoa agar keajaiban datang.
            “Apa yang akan terjadi,pasti sebentar lagi Pak Tani membawa obor dan membakar sampah itu,lalu aku akan kehilangan sahabat setiaku untuk selamanya.”Pipit semakin cemas.
            Saat hari mulai gelap,tiba-tiba datanglah berpuluh-puluh tikus menghampiri Si Betung,mereka beramai-ramai menggeser tubuh Betung secara perlahan tapi pasti.Pipit berteriak kegirangan hingga jatuh dari ranting yang ia hinggapi,ia bangun sambil meringis kesakitan dan berusaha mencari jalan pulang karena matannya tak mampu melihat lagi.
            “Ku serahkan nasib sahabatku,padamu,hai....sahabatku Tikus.”Bisik Pipit dalam hati.
            Perlahan tubuh Betung menjauh dari pondok Pak Tani dengan bantuan Tikus dan teman-temannya.Tikus-tikus itu pun beristirahat sejenak saat sudah agak jauh dari pondok Pak Tani.
            “Terima kasih sahabatku,pertolonganmu akan aku kenang selamanya.”Ucap Betung bahagia.
            “Ah,biasa aja,kali...He...he..,sahabatkan saling bantu,oh iya tapi kamu mau kami bawa kemana?”Tanya Tikus.
            “Oh iya,tolong bawa aku ke dekat rumpun ibuku nanti setibanya di sana akan aku jelaskan permintaanku selanjutnya.”Jawab Betung.
            “Hah....masih ada permintaan lanjutan.....”Tikus pura-pura kaget.
            “Ayo dong,kamu kan sahabat yang paling baik...”Rayu Betung.
            “Pasti...,ayo kita lanjutkan perjalanan,dan tetap waspada.”Tikus memberi komando agar teman-temannya menyelesaikan pekerjaan mereka menolong Si Betung.
            Setibanya di tepi sungai betapa kagetnya keluarga Si Betung melihat Betung kembali walau hanya seruas saja.Dan atas permintaan Betung dan ibunya Tikus dan teman-temannya malam itu juga menggali lubang tak jauh dari rumpun ibunya lalu Betung yang tinggal seruas itupun ditanam di sana.Mereka berharap Betung akan hidup dengan tunas yang baru,hidup baru dan memiliki rumpun yang baru,karena bambu walaupun hanya seruas selagi ada tunas di ruasnya maka akan tetap hidup jika ditanam.
            Hari demi hari pun berlalu,kini Betung telah tumbuh menjadi rumpun baru.Pipit dan Tikus selalu mengunjungi Si Betung.Pipit tak bosan-bosan membawa berita baru untuk Betung.Tikuspun tak mau ketinggalan,ketiganya semakin akrab saja.Perahabatan alam yang tiada batas.Hidup ini memang indah,apa lagi jika kita mempunyai sahabat-sahabat yang selalu memberikam hatinya untuk selalu berbagi pada sesama.sehingga keikhlasan akan selalu ada hadir diantara para sahabat setia.

            ********** Sekian dari Ayu untuk sahabat yang selalu ada untukku.***********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

desain dengan paint

ARTIKEL GIATKAN LITERASI DENGAN PEMBIASAAN MENULIS DIARY

  GIATKAN LITERASI DENGAN PEMBIASAAN MENULIS DIARY di SDN Dr.SUTOMO V/ 327 SURABAYA Oleh : RITA ERWIYAH,M.Pd Menulis merupakan salah sat...

Persahabatan si Betung