di SDN Dr.SUTOMO V/ 327 SURABAYA
Oleh : RITA ERWIYAH,M.Pd
Menulis
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di
antara jenis- jenis keterampilan berbahasa lainnya. Karena menulis bukanlah
sekadar menyalin kata- kata dan kalimat- kalimat melainkan juga mengembangkan
dan menuangkan pikiran – pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Menurut Ahmad Rofi’uddin dan
Darmiyati Zuhdi ( 1999:159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan
menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu , tanggapan terhadap
suatu pernyataan keinginan,atau pengungkapan perasaan dengan menngunakan bahasa
tulis. Menurut Henry Guntur Tarigan (
2008:3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung
dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.
Namun aktivitas menulis tidaklah
semudah ynag dibayangkan. Perlu banyak cara untuk menumbuhkan minat menulis
terutama bagi siswa dan guru di SDN Dr.SUTOMO V / 327. Kenyataannya
keterampilan berbahasa ( language skillis) siswa-siswi masih rendah terutama
keterampilan menulis (writing skillis) dala hal ini kami fokuskan pada
penulisan sastra. Karena banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa
diantaranya ketidak tertarikan guru dan siswa saat pembelajaran menulis, oleh
sebab itu kami ingin berusaha membuat kegiatan menulis ini menarik bukan saja
bagi siswa tapi juga bagi guru. Dengan buku harian kita berusaha untuk melatih
guru dan siswa menjadikan menulis sebagai kebiasaan.
Selain itu kegiatan pembiasaan
menulis dengan buku harian juga dilakukan dalam rangka ikut mensukseskan
program literasi yang dicanangkan oleh Walikota Surabaya yang mewajibkan
kegiatan literasi bagi semua jenjang pendidikan yang ada di kota Surabaya. Dalam kegiatan literasi ini kami SDN
Dr.SUTOMO V/ 327 bukan hanya membiasakan kegiatan membaca tapi kami berusaha
juga untuk menciptakan suatu tulisan yang nantinya akan dinikmati oleh orang
lain.
Bagi sekolah kegiatan
ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis sastra yang meliputi
prosa dan puisi. Prosa diantaranya menulis cerpen dan cerbung ataupun seragam.
Untuk menulis pusi diantaranya menulis puisi modern dan pantun. Meningkatkan
keterampilan menulis sastra berupa puisi dan prosa sebagai peningkatan kualitas
diri yang nantinya bisa meningkatkan pembelajaran menulis pada anak-anak
didiknya. Sebagai umpan balik bagi sekolah untuk dikenal di lingkungan sekitar
lewat karya – karya yang dinikmati oleh orang banyak sehingga SDN Dr.SUTOMO V /
327 tidak hanya dikenal di lingkungan sekolah tapi dikenal hingga luar wilayah
lingkungannya.
Buku Harian atau Diary adalah
catatan kejadian yang kita alami sehari –hari.Kita menulis kejadian yang
mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi diary adalah sebagai kenangan
masa- masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momento/ sejarah kehidupan
kita. Seiring dengan perubahan zaman yang terlalu cepat sehingga perubahan
tersebut membuat individu semakin stress entah dengan kariernya atau
keluarganya, Diary atau buku harian pun berubah fungsi dari sekedar menyimpan kenangan
menjadi sebuah media untuk mencurahkan perasaan seseorang atas masalah yang
dihadapinya.
Diary, penting untuk anak- anak dan
tak lagi menjadi benda asing untuk anak-anak di usia sekolah. Sebuah diary
berfungsi sebagai catatan harian tentang kejadian yang dialami anak sehari –
hari, serta menjadi media untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran anak
mengenai sesuatu atau seseorang. Seperti halnya orang dewasa, anak tidak selalu
mampu mengekspresikan perasaan dan pemikirannya melalui bahasa verbal karena
setiap hati memiliki sisi tersembunyi yang bertepi di ruang privasi. Karena
itu, mengungkapkan isi hati tak selalu bisa dengan berbicara. Diary-lah tempat
yang tepat untuk mencurahkan perasaan dan gagasan tersimpan.
Berkaitan dengan hal itu, ada beberapa
manfaat diary untuk anak diantaranya, Media untuk mengekspresikan diri. Ekpresi
anak – anak sangat natural. Berbagai kejadian, pengalaman dan perasaan bisa
dicurahkan dalam diary. Suatu saat ia merasa marah dan sedih karena dijahili
temannya atau dijauhi sahabatnya. Ia mungkin saja tidak bisa mengungkapkannya karena
takut. Namun, melalui diary bisa mengungkapkan kebahagiaan, kekecewaan,
kemarahan atau kesedihannya, dan mengekpresikan emosi negatifnya dengan
menuliskan serangkaian kata atau kalimat yang mewakili perasaanya. Hal ini
tentu bermanfaat untuk menjaga kestabilan emosinya karena paling tidak ia tidak
memendam emosi negatif yang dapat menimbulkan penyakit. Dengan demikian,
menulis diary secara tidak langsung membuat anak belajar jujur dengan dirinya
dan menilai orang lain yang terlibat dalam pengalamannya, serta belajar dan
berlatih mengelola emosi. Hal ini juga berarti bahwa menulis diary bermanfaat
untuk kesehatan mentalnya dan bisa menjadi terapi emosi.
Melatih motorik halus. Kebiasaan
menulis diary dapat meningkatkan kemampuan menulis anak. Bagi anak – anak di
usia awal sekolah, hal ini tentu sangat bermanfaat untuk belajar membuat,
memperbaiki, dan menyempurnakanbentuk huruf atau kerapian dan keindahan
tulisan. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak serta merta membuat anak bisa menulis
indah. Semua itu kembali kepada faktor bakat dan minat anak. Tidak sedikit anak
yang cenderung memperhatikan isi tulisan dan lebih cuek dengan kualitas
rangkaian huruf yang ditulisnya. Sebaliknya, ada anak- anak tertentu yang tidak
terlalu peduli dengan isi tulisan, yang penting tulisannya indah. Namun, paling
tidak, dengan berlatih menulis di diary, tulisan semakin baik dan dapat dibaca( tidak terlalu berantakan).
Melatih keterampilan menulis.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, kemampuan menulis tidak akan optimal tanpa
pembiasaan. Kebiasaan menulis diary ternyata cukup efektif untuk melatih
keterampilan menulis. Dengan terbiasa menulis di diary, lambat laun kemampuan
dan ketrampilan anak pasti meningkat. Mulanya, mungkin anak hanya bisa
menuliskan beberapa kalimat pendek yang umumnya berbentuk cerita. Seiring
dengan bertambahnya usia dan jenjang pendidikan, isi tulisan pun akan
berkembang menjadi sebuah paragraf, sebuah artikel, sebuah cerita, tulisan
kronologis atau sebauh biografi yang memerlukan berlembar- lembar kertas.
Karena itu, menulis diary dapat
dikatakan sebagai sebuah proses kreatif dan proses belajar yang
kontinyu.Kemampuan merangkai kata-kata sangat bermanfaat ketika usia anak
beranjak remaja dan dewasa. Secara akademis, sekolah dan jenjang pendidikan
berikutnya memerlukan kemampuan dan keterampilan menulis, begitu pula dengan
dunia kerja. Mengerjakan karya ilmiah, makalah, skripsi, laporan kerja,
proposal bahkan menulis surat cinta pun membutuhkan keterampilan menulis.
Dengan meningkatnya kemampuan dan keterampilan tersebut, maka anak dapat diberi
tahu mengenai jenis tulisan fiksi dan nonfiksi atau tulisan bersifat resmi,
sehingga lebih mudah mencari arah bakat dan minatnya kelak. Dengan menulis diary,
anak bisa lebih memahami diksi, gaya bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik
dan benar.
Mengasah bakat menulis dan
meningkatkan minat menulis. Semua anak
mungkin bisa menulis, tetapi tidak semua anak berbakat menjadi penulis. Anak
yang berbakat akan menghasilkan tulisan yang lebih baik. Dengan menulis diary,
bakat dan kemampuan menulis anak sangat mungkin tergali dan terasah secara
pesat, sehingga kita juga bisa mendorong minatnya untuk lebih fokus dan
konsisten. Dengan membiasakan menulis diary, kemampuan nak tidak terbatas kepada menulis tugas –
tugas sekolah. Anak bisa lebih mengembangkan keterampilan menulis cerpen,
puisi, naskah drama, karya ilmiah atau bahkan novel. Namun, perlu diperhatikan
bahwa untuk mengoptimalkan bakat ini diperlukan dorongan kuat dari minat.
Karena itu, dorongan orang tua untuk menumbuhkan minat menulis melalui diary
merupakan upaya yang positif.
Sarana untuk memngungkapkan gagasan.
Tidak semua anak mampu mengungkapkan atau mengkomunikasikan pikiran dan
gagasannya melalui bahasa verbal. Ada banyak anak yang merasa lebih mudah
menuangkan ide-ide dan pemikirannya melalui tulisan. Kebiasaan menulis diary
bisa menjadi sarana dan cara untuk menampung ide-ide tersebut yang mungkin bisa
bermanfaat di suatu hari. Mungkin saja ia berbakat menjadi konseptor, pembuat
ide- ide kreatif atau penemu berbagai inovasi di masa depannya.
Mengasah imajinasi. Anak kecil
selalu punya imajinasi yang kadang kala sulit dipahami logika orang dewasa.
Imajinasi anak merupakan bagian dari ide-idenya yang bermanfaat untuk
perkembangan kecerdasan kreatifnya. Imajinasi tersebut muncul dan berkembang
seiring perkembangan kemampuan verbalnya, serta proses meniru dari hal- hal
yang didengar atau dilihatnya, seperti cerita atau tayangan televisi. Menulis diary
bisa menjadi sarana untuk mencurahkan imajinasinya yang tidak bisa
diungkapnyadengan berbicara langsung. Sebenarnya, menulis dapat dikatakan
sebuah proses imajinasi, terutama untuk tulisan – tulisan fiksi. Imajinasi bisa
membuat menulis dan tulisan itu menjadi menarik. Karena itu, menulis diary
dapat mengasah imajinasi karena di buku itu, anak bebas mengekspresikan
perasaan, gagasan dan pengalamannya. Dalam hal ini, orang tua tetap harus
berperan proaktif untuk memantau dan mengembangkan imajinasi anak.
Bagaimanapun, diary merupakan buku
kehidupan yang menggambarkan cerita hati seseorang, termasuk anak- anak.
Kejujuran perasaan, kealamian gagasan dan keragaman pengalaman di masa kecil
yang tertuang dalam diary tidak hanya menjadi kenangannya kelak, tetapi
memiliki nilai kedekatan emosional yang akan mempengaruhi kepribadian dan
pemahaman akan dirinya nanti. Diary untuk banak bisa menjadi pembelajaran bagi
kita, para orang tua untuk menghargai arti privasi bagi anak, serta pentingnya
menstimulasi kecerdasan dan perkembangan anak melalui menulis.
Pelaksanaan kegiatan pembiasaan
menulis buku diary di SDN Dr.SUTOMO V/ 327 dilaksanakan dalam beberapa tahap :
Tahap 1
Dilaksanakan pada bulan Agustus 2019
kita lakukan pembagian buku diary pada semua siswa dan guru dan membuat ikrar
atau komitmen bersama untuk memulai menulis melalui catatan harian setiap akhir
pelajaran sebagai umpan balik untuk siswa dan guru. Catatan dalam buku harian
ini boleh menuliskan hal yang siswa dan guru lakukan pada hari itu, atau hal
yang berkesan hari itu atau catatan kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan
hari itu atau apapun yang mereka rasakan dengan kalimat yang paling midah
sesuai kemampuan untuk tiap jenjang kelasnya.
Tahap 2
Tahap ini guru mengumpulkan diary
siswa dan mencoba melihat kemampuan menuangkan fikiran siswa yang dituangkan di
Diary mereka masing- masing. Tahap ini kita tindak lanjuti dengan mengadakan
kegiatan eskul literasi yang dibagi dua yaitu kegiatan menulis dan membaca
indah. Dalam hal ini kami dibantu dari sanggar Alifa pimpinan bapak wachid
salah satu penggerak teater di Surabaya.
Tahap 3
Tahapan ini kita mengumpulkan
kembali semua hasil karya siswa dan berusaha untuk memilih dan memilah setiap
karya yang layak dan kita susun menjadi sebuah buku antalogi. Pada tahap ini
kita mengumpulkan dan mengedit karya siswa-siswi sehingga layak untuk dijadikan
sebuah buku kumpulan cerpen yang bisa
dinikmati bukan hanya siswa- siswi SDN
Dr.SUTOMO V / 327 Surabaya tapi dinikmati oleh masyarakat di luar wilayah SDN
Dr.SUTOMO V/327.
Tahap 4
Tahapan ini adalah tahapan yang
terakhir yang kita telah menyiapkan kumpulan karya siswa –siswi SDN Dr. Sutomo
V / 327 dan mengirimkan karya tersebut ke sebuah percetakan yang ada di kota
gresik yaitu penerbit Ceremedia communication. Pada akhir oktober akhirnya kami
berhasil menerbitkan 4 buku antalogi dengan judul
1. Orang
Tuaku Pahlawanku no ISBN 978-623-7484-12-7
2. Pahlawan
yang Terlupakan no ISBN 978-623-7484-13-4
3. Pahlawan
terhebatku no ISBN 978-623-7484-14-1
4. Muara
Kasih Bunda no ISBN 978-623-7484-15-8
Penutup
Pelaksanaan
kegiatan meningkatkan kemampuan menulis karya sastra dengan catatan harian
dengan melalui 4 tahap mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Dimana terjadi
perubahan yang sangat signifikan pada semangat siswa saat belajar menulis dan
semangat guru saat membimbing dan juga membuat karya sastra. Kegiatan menulis
yang selama ini menjadi momok yang menakutkan berubah jadi kebiasaan yang
menyenangkan. Mudah- mudahan kegiatan ini semakin berkembang dan dapat
meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa dan guru di SDN Dr.SUTOMO
V/ 327 Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar