Sabtu, 13 Juni 2020

Cerpen Anak


Surat Kecil Dari Mama
oleh Ramadhani Ayu Wiguna
Pagi ini sangat cerah, tapi hatiku tak secerah pagi ini, karena aku sendirian dan mamaku tidak ada di rumah karena mama selalu ada urusan pekerjaan. Semenjak papa meninggal mama jadi sering meninggalkan aku sendirian di rumah, meskipun begitu mama sering menuliskan surat kecil yang berisi pesan-pesan dari mama dan kue-kue lezat yang dibuat mama untukku sebagai teman saat aku belajar,tapi bagiku itu tetaplah tidak bisa menggantikan sosok mama bagiku.
                   Aku sangat iri dengan teman-temanku yang berangkat sekolah diantar mamanya,pulang diantar mamanya.Ah mama adakah waktu mama untuk ku?Terkadang rasa kesal selalu aku pendam dalam hati.
                   ”kkrrriiiinnnnngggggg”, bel berbunyi waktunya aku masuk ke kelas setelah aku melamun di depan kelas.Di kelas suasananya sangat ramai, akupun ceria seceria teman-temanku. Pak agus menyampaikan pesan kepada anak-anak.
                   ”Anak-anak besok senin akan ada ulangan,kalian sudah tau kan?kalian harus belajar yang giat ya.”Pesan pak Agus.
                   “krriiinnnnggggg”,waktu pulang yang diinginkan anak-anak pun telah tiba.Aku harus segera pulang untuk mengantarkan kue  langganan mama.Tapi saat aku tiba telah di rumah ternyata ada surat kecil dari mama yang tertulis.
                 “Prisila sayang maafkan mama ya, mama mengantarkan kue pesanan,mungkin mama akan pulang agak malam,oh iya  kata temen kamu besok senin kamu mau ulangan ya?sholat dhuhur dulu,makan dan jangan lupa belajar ya. Selamat belajar dan semoga kue ini menjadi teman saat kamu belajar ya, mama akan selalu mendoakan kamu prisila.mama akanselalu berusaha untuk menemani hari-harimu,sekali lagi belajar yang sungguh-sungguh ya sayang,doa mama selalu menyertaimu,tetap semangat.”
                                                                                     Dari mama yang selalu mencintaimu
                 “uh……,lagi-lagi surat,lagi-lagi surat. Kenapa mama gak nunggu aku pulangdulu sih,langsung bilang ke aku kan bias”. Aku mulai kesal, surat kecil dari mama kuremas dan kujadikan bola lalu kulempar ke sudut ruangan.
                 “Tak perlu surat,tak perlu....tak perlu...., aku tak butuh semua itu. Mama memang tak sayang padaku. Tiap hari tak ada waktu untukku,uh.....”aku tambah geram.
                 Setelah sholat dhuhur aku langsung merebahkan tubuhku di kamar tak kuhiraukan pesan mama, tak ada selera untuk makan siang. Kue yang dibuat mamapun tak sedikitpun aku sentuh,padahal aku tau betul kue mama terkenal lezatnya,makanya kue buatan mama selalu habis dan selalu ada pesanan. Pokoknya soal masak dan membuat kue mama jagonya.Aku ingin sekali menjadi jago masak seperti mama itu sebabnya aku bercita-cita ingin menjadi shef yang terkenal. Aku tersenyum saat berkhayal sendirian hingga tak terasa mataku terpejam. Akupun tertidur nyenyak sambil bermimpi indah.
                 Tiba-tiba aku terbangun mendengar ketukan yang keras dari pintu depan. Aku kaget ternyata aku tertidur hingga malam tiba.Aku bergegas membukakan pintu pastilah ibu yang pulang pikirku.
                 “Sila..!Prisila..!Ternyata Bi Inah yang datang.
                 “Lho,kok Bi Inah,mama mana…?”Mataku mencoba melihat sekeliling tapi tak kutemukan sosok mama.
                 “Sila,ayo ikut Bi Inah ya,kita ke rumah sakit sekarang.” kata Bi Inah tetanggaku sambil gemetar.
                 “Siapa yang di rumah sakit sakit Bi?”Tanyaku.
                 “Mama Mu,Sil …!Jawab Bi Inah
                 “Ada apa dengan Mama? mama kan mengantar kue,apa mama kecelakaan?”
                 “Tidak Sila, Mamamu terkena ledakan kompor gas Sil..!”kata Bi Inah.
                 “Apa…..?kompor gas dari mana?Mama kan tadi mengantarkan pesanan kue?”Tanyaku bertubi-tubi.
                 “Ternyata Ibumu selain membuat kue Ia juga membantu di Cateringnya Ibu Jamilah untuk mendapat uang tambahan Sil, makanya ibumu selalu sibuk.Ibumu bilang ingin mempersiapkan biaya untuk kamu ke SMP nanti Sil, ibumu bekerja sangat keras semuanya untuk kamu Sil.Saat ibumu membantu memasak tiba-tiba kompor gas di dapur Bu Jamilah meledak. Ibumu salah satu korbannya.Tadi Ibu Jamilah menelepon Bibi,ayo kita lihat ibumu sekarang.”ajak Bi Inah.
                 “Baiklah Bi Inah,aku ke kamar sebentar.”Ujarku sambil melangkah menuju kamar. Terbayang betapa sakitnya saat mama terkena ledakan kompor gas. Badanku terasa lemah, semua tulangku terasa nyeri. Ku ambil gulungan kertas di pojok ruangan,ku buka dan kuperbaiki kertas yang tadi aku remas-remas. Ku baca tulisan yang ada di surat kecil itu. Tak terasa airmata mengalir dengan sendirinya, ku dekap surat kecil dari mama, kuraih kue yang disiapkan mama untukku dengan sejuta cinta di dalamnya, perlahan kumasukkan kue itu ke dalam mulutku.aku menangis sejadi-jadinya entah apa rasanya sambil menangis semua kue yang disiapkan mama kuhabiskan semuanya.
                 “Mama..........!Maafkan aku....!”jeritku histeris.
                 “Ya tuhan,ini semua kesalahanku,aku tak menjalankan nasehat mama,surat kecil dari mama siang tadi aku abaikan, Tuhan…hukum aku sajaJangan biarkan mamaku menderita.”bisikku dalam hati.
                 “Ayo Nak,sudahlah...kita doakan saja mamamu tidak parah,ayo Sil..!ikut ibu ke rumah sakit’. Tiba-tiba Bi Inah meraih tangan ku dan mencoba mengajak aku berdiri.Aku hanya mengikuti ajakan Bi Inah,rasa sesal memenuhi benakku.
                 Saat tiba di rumah sakitm Aku hanya terpaku melihat mama terbaring lemah,rasa sesak memenuhi dadaku.Surat kecil dari mama ku gengam erat seakan menggenggam tangan mama dan tak akan ku lepaskan.
                 “Mama...!”bisikku,airmata kembali mengalir tanpa henti.
                 Mama,aku baru sadar bahwa aku sangat menyayangimu,jika saja ayah masih ada hal ini tak mungkin terjadi.mama tak akan bekerja keras untuk kehidupan kami. Tapi tak pernah ku dengar keluhan mama sedikitpun, apapun kesusahan yang kami alami tak pernah menyurutkan semangat hidupnya. Mama selalu menghadapi kesulitan dengan senyuman.
                 Sudah dua jam kami menunggu di luar kamar, tapi tetap saja belum diijinkan untuk bertemu mama.Entah apa yang terjadi pada mama,rasa cemas mulai menghantuiku. Apakah mama mengalami luka yang sangat parah hingga tak diperbolehkan bertemu dengan siapapun.
                 “Bi Inah,ada apa dengan Mama?Mengapa dari tadi kita tidak boleh menemui Mama Bi?”Tanyaku penuh curiga.
                 “Bi Inah ini Prisila ya Bi?”Sapa  seorang perempuan setengah baya yang baru saja menghampiri kami.
                 “Iya Bu,oh iya Sil,ini Bu Jamilah yang punya catering tempat Mamamu bekerja.
                 “Sil,mamamu tak apa-apa hanya saja ibumu belum sadar, itu karena ibumu terlalu terkejut dengan kejadian ledakan tadi.”jelas ibu Jamilah pada kami.
                 “Syukurlah,semoga saja mama tetap sabar,”Bisikku dalam hati.
                 Setelah satu jam kami menunggu,akhirnya dokter mengizinkan kami melihat mama,hatiku berdebar-debar,haru,senang,sedih,menyesal semua jadi satu.
                 “Mama…!”Bisikku lirih di telinga mama.
                 LIdahku kelu,tenggorokanku terasaserak.tak mampu mengucapkan kata-kata.Mama nampaknya mengerti apa yang aku rasakan.Mama memegang wajahku lalu di dekatkan ke wajahnya sambil memberikan senyuman terindahnya.Airmataku semakin deras.
                 “Sila sayang jangan takut,mama tidak apa-apa. Mama sayang Prisilia”. Bisik mama sambil menguap airmataku. Aku beruaha tersenyum dalam tangisku. 
                 “Mama… kau memang segalanya bagiku,kaulah idolaku,mama…ternyata benar kata pepatah,kasih mama sepanjang masa,Mama aku akan selalu menjadikanmu idolaku sepanjang masa,dan aku akan selalu berbakti padamu mama,semoga mama cepat sembuh.”bisikku dalam hati.
                 “Sila…,tenang saja,ibumu cuma luka ringan,kita doakan saja ya,semoga ibumu cepat sembuh,ibumu adalah wanita yang kuat.”kata Bu Jamilah dan akupun mengangguk pelan.
                 “Kita tunggu mama di luar ya,agar mama dapat beristirahat!”ajak Bi INah sambil menggandeng tangan ku menuju keluar ruangan.
                 “Mama..,Bu Milah benar Ma,kau memang Wanita tangguh aku bangga padamu.terima kasih tuhan telah memberikan ibu yang sempurna untukku,Amin.”bisikku dalam hati sambil terus  memandangi mama dari jendela.
                 “Selamat istirahat mama,semoga cepat sembuh,aku akan selalu ada untukmu.Karena kaulah idolaku”bisikku sambil memeluk erat surat kecil dari mama.

                                                                                   Sekian dari Ayu
                                                            ,salam manis untuk semua mama yang tangguh
                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

desain dengan paint

ARTIKEL GIATKAN LITERASI DENGAN PEMBIASAAN MENULIS DIARY

  GIATKAN LITERASI DENGAN PEMBIASAAN MENULIS DIARY di SDN Dr.SUTOMO V/ 327 SURABAYA Oleh : RITA ERWIYAH,M.Pd Menulis merupakan salah sat...

Persahabatan si Betung